Kata pepatah, jangan terlalu benci karena bisa jadi cinta. Dikatakan bahwa garis pemisah antara benci dan cinta itu sangat tipis sehingga sangat rawan.
Mungkin ini yang sedang terjadi ya. Ada satu topik yang sedang ramai dibicarakan di berbagai media termasuk media sosial. Saking seringnya, aku sampai bosan dan mendadak benci. Padahal, benci itu pangkalnya cinta. Maka sebelum aku cinta, buru-buru aku tepis rasa benci itu dan ada baiknya aku menulis saja lah ya, hehe. Sorry, intermezo.
Sebelum kalian menjudge judul dari post ini, aku tekankan bahwa judul ini tidak memihak. Well, tapi kalau kalian merasa judulku ini memihak, silakan aja sih, haha.
Beberapa waktu lalu, kita, para pengguna media -terutama media online-, diributkan soal kekerasan fisik dari guru terhadap anak didik. Sebut saja 'Mawar' 😂 haha. Omong-omong soal Mawar, aku jadi rindu masa kuliah yang sering membicarakan penggunaan nama Mawar sebagai korban suatu perkara, sehingga kami sering mengasihani orang bernama Mawar. Nama yang indah tapi memiliki konotasi..... yang ya begitulah.
Kembali ke topik. Oke, kita nggak usah pakai nama Mawar. Nggak usah juga pakai nama Melati, atau nama bunga-bunga yang lain. Kita putuskan bahwa batasan tulisan ini adalah hanya sebatas opini terhadap topik kekerasan fisik guru pada siswa, bukan mengomentari kasus yang terjadi beberapa waktu lalu itu at all.
Mungkin ini yang sedang terjadi ya. Ada satu topik yang sedang ramai dibicarakan di berbagai media termasuk media sosial. Saking seringnya, aku sampai bosan dan mendadak benci. Padahal, benci itu pangkalnya cinta. Maka sebelum aku cinta, buru-buru aku tepis rasa benci itu dan ada baiknya aku menulis saja lah ya, hehe. Sorry, intermezo.
Sebelum kalian menjudge judul dari post ini, aku tekankan bahwa judul ini tidak memihak. Well, tapi kalau kalian merasa judulku ini memihak, silakan aja sih, haha.
Beberapa waktu lalu, kita, para pengguna media -terutama media online-, diributkan soal kekerasan fisik dari guru terhadap anak didik. Sebut saja 'Mawar' 😂 haha. Omong-omong soal Mawar, aku jadi rindu masa kuliah yang sering membicarakan penggunaan nama Mawar sebagai korban suatu perkara, sehingga kami sering mengasihani orang bernama Mawar. Nama yang indah tapi memiliki konotasi..... yang ya begitulah.
Kembali ke topik. Oke, kita nggak usah pakai nama Mawar. Nggak usah juga pakai nama Melati, atau nama bunga-bunga yang lain. Kita putuskan bahwa batasan tulisan ini adalah hanya sebatas opini terhadap topik kekerasan fisik guru pada siswa, bukan mengomentari kasus yang terjadi beberapa waktu lalu itu at all.