Aku sempet cuti nulis blog selama hampir sebulan yaaaa? Gara-gara UTS nih! Hehehe. Sebenernya nggak juga sih. Nggak tau kenapa belakangan ini kaya banyak banget yang harus dilakuin, entah yang penting dan nggak penting haha. Dan kini tiba-tiba udah pertengahan November aja. It means, sebentar lagi pergantian tahun. WOW! Tapi sepertinya belum waktunya untuk ngomongin resolusi yaaaa. Jadi aku bakal cerita kegiatanku belakangan ini.

Kehidupan kampus semester ini bener-bener melelahkan sekaligus membosankan. Padahal pulang kuliah maksimal sore, juga langsung pulang. Entah karena tugasnya yang selalu menumpuk, atau memang karena fisik dan mentalku yang nggak siap. Atau jangan-jangan karena faktor mata kuliah yang aku sebenernya kurang sreg? Ah, tapi nggak ah. Biasa aja. Sejatinya, sejak semester dua aku seperti berada pada titik puncak kejenuhan, jadi aku merasa males kuliah. Semua mata kuliah seperti kupukul rata, nggak ada yang spesial. Eh, ada ding. Mata kuliah yang (kurasa) horror aja sih.

Jaman SMA dulu, kalo ada kawan yang ulang tahun, salah satu hal yang sering ditunggu-tunggu selain momen yang pas buat ngerjain kawan adalah traktiran. Yup, lebih tepatnya ditraktir makan. Entah di kantin, restaurant, atau di rumah si yang ulang tahun itu. Yang ditraktir juga bisa aja hanya kawan-kawan terdekat, atau satu RT ikut ditraktir. (Ps: Well, orang yang terlalu banyak temen deket mungkin bakal pusing karena sungkan kalo nggak ngundang semuanya. Makanya, temen deket secukupnya aja.) Dan hey, fenomena keadaan menunggu traktiran ini mungkin masih berlaku juga di dunia perkuliahan, atau bahkan dunia kerja mungkin? Hihi.

Mungkin posting ini sedikit telat, atau bahkan sangat telat.
Harusnya posting ini dipublish maksimal tanggal 29 September kemarin.
Tepatnya di hari ulang tahunku yang ke 19.
Kalo ngikutin trend vickynisasi, jadinya 19 my age ya.

Well, sebenernya bukan hanya ulang tahunku yang mau ku ceritakan.
Karena sebenernya juga, ulang tahun itu yaaa biasa aja.
As always begitu lah, ada ucapan, surprise, hadiah, dan sebagainya.

Sedihnya, harusnya di tanggal ini aku bisa ikut BSK (Baur Sedalu Komunikasi), alias ospek jurusannya anak-anak Komunikasi UA, tapi aku nggak bisa ikut. Bukan karena nggak pingin.

Ceritanya...................
Aku sudah 1 minggu hibernasi di rumah sakit dan 1 minggu di rumah karena....ya karena sakit.
Jadi, totalnya 2 minggu aku nggak kuliah. Masuk masuk, tugasnya numpuk. Ketinggalan materi.
Tapi yaudah, resiko. Kita kan nggak bisa memprediksi datangnya sakit, apalagi mati (nanti).
Kalo kata bapak sih, "Santai aja lah...." Aku mencoba sesantai mungkin menghadapi kenyataan kalo aku ketinggalan banyak materi kuliah. Kembali ke cerita awal. Setelah 2 minggu itu, akhirnya aku masuk kuliah. Masih dengan keadaan yang serba keterbatasan. Terbatas dengan waktu -karena kalo sore selalu ada tragedi yang memuakkan-, keterbatasan makanan yang bisa dimakan, dan lain-lain. Jadilah akhirnya aku KUPU-KUPU, alias KUliah PUlang KUliah PUlang --> penulisan gini bukan karena alay ya! Aku masuk di minggu ketiga dimana akhir minggu itu adalah saat-saat BSK! Wooooow! Menyedihkan sekali nggak bisa ikut, apalagi setelah temen-temen pulang BSK. Mereka punya banyak cerita menarik yang aku nggak tahu :( Tapi oke sekali lagi itu adalah resiko.

Dan semenjak tragedi sakit itu tadi, aku merasa berubah. Yaa walaupun memang setiap detiknya aku pasti berubah. Tapi aku nggak pernah bener-bener menyadarinya karena semua itu berlangsung pelan-pelan. Tapi, untuk yang ini, aku bener-bener merasa ada perubahan. Mulai dari menjadi orang yang lebih tertutup, lebih suka sendiri, lebih diem dari biasanya, pokoknya nggak banget. Mungkin aku masih kaget dengan keramaian dunia, setelah bersepi-sepi ria waktu hibernasi. Chaw!

Well mungkin post ini sedikit terlambat walaupun cuma 1 hari. Tapi tidak terlalu terlambat untuk membagi ceritaku saat kemarin menerima kiriman paket dari Be Proud of Indonesia.

What's it?
Silakan dicek sendiri di webstorenya yah karena aku tidak dibayar buat iklan, dan aku tidak di endorse juga karena aku bukan siapa-siapa hahahaha. Kalo dalam teori public relations sih, mungkin aku ini cuma customer yang puas dan melakukan publikasi. That's it.

Sooooooo happy to receive this package!
Bungkusnya rapi dan unik!

Penampakan desain t-shirt

Bonus 2 stiker sama pin juga lho! Ini part yang paling aku suka. Meskipun aku selalu bingung mau tempel stiker dimana, tapi selalu seneng juga kalo dapet bonusan stiker stiker, dunno why =D
Transaksinya cepat, pengirimannya juga cepat padahal ini H- berapa hari lebaran loooh!
Well, keseluruhan, I looooove it! Dan sebenarnya masih ada satu lagi sih, seperti selebaran gitu.
Isinya bagus, judulnya "Sindrom Kecil untuk Pelestarian Kekayaan Indonesia." Lebih jelasnya, mendingan beli aja sendiri kaosnya dan dapatkan tetek bengeknya juga xixixi. Sekian berbagi kebahagiaan dari akuuuuuuu. Dadah!

Dengan semakin tingginya jumlah orang-orang yang memiliki skill berlebih (dan mungkin memang bakat berlebih) di dunia ini, semakin tinggi juga orang-orang yang skill-less seperti aku ini buat sembunyi sebelum tenggelam karena ke-wonderful-an orang orang tadi dan ke-tidak wonderful-an kami kami skill-less. Aku selalu takjub dengan orang-orang yang punya kemampuan berlebih, dalam arti, kemampuan yang mereka miliki tidak aku miliki atau aku tidak sejago mereka. Belakangan ini, aku sering banget takjub karena orang-orang di sekitarku semakin hebat, hebat, dan hebat.

Banyak orang di sekitarku yang memiliki skill banyak. Misalnya, X yang punya kemampuan bernyanyi, bermain drum, menulis, dan memasak. Keempatnya itu dia miliki. Tapi, apa dari keempat skill yang dia miliki tadi benar-benar "dia miliki" sepenuhnya? Suaranya memang merdu, tapi bernyanyinya ya hanya sekedar bernyanyi, tanpa tehnik. Bermain drum juga bisa, tapi kalau mainin fill in, ya gitu-gitu melulu. Menulis juga bisa, tapi belum sampai bikin buku. Memasak yaaa bukan ala chef. Apa itu artinya X tadi kurang menekuni 4 hal tersebut? Atau, dia memang mampu dalam 4 bidang itu, tapi hanya setengah-setengah? "Yang penting bisa, nggak perlu expert." 

Sedangkan, selain itu, juga ada orang yang hanya memiliki satu skill (dan mungkin dibantu oleh bakat) tapi dia menjalaninya dengan maksimal. Artinya, dia memang menekuni satu hal itu dengan benar-benar serius. Sebagai contohnya adalah pianis aliran classical crossover favoritku ini, Maksim Mrvica. Dia memang menekuni satu bidang, yaitu piano. Aku tahu Maksim dari guru lesku dulu, mungkin sekitar tahun 2010. Semenjak itu, aku jadi suka mendengarkan dan melihat permainan-permainannya (di youtube tapi wah). Ibarat membaca alqur'an, bisa dikatakan Maksim sudah khatam dalam ilmu pianonya, lah.

So..... bolehkah kita membandingkan lebih baik mana, yang seperti si X dan atau seperti Maksim?
Aku sendiri masih bingung kalau ditanya pendapatku pribadi mengenai itu.
Aku pernah berpendapat, lebih baik yang kaya X lah.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, yang kaya Maksim juga baik.
Well, memang kadang-kadang salah satu kelihatannya lebih baik daripada yang lain.

Untuk tipe orang seperti X, positifnya: Kita bisa terlihat multiskill walaupun tidak maksimal dalam skill-skill yang kita punya. Juga, dalam keadaan kepepet, kita bisa mengatasi sementara. Misal, ada tamu dari luar negeri yang tidak bisa makan selain nasi. Karena kita punya skill memasak (walaupun bukan seperti chef) paling tidak kita masih ada bayangan untuk masak selain nasi, contohnya merebus kentang, walaupun bukan seperti melted cheese baked potato. Negatifnya: Kadang kita akan iri melihat orang yg memiliki satu skill (dari salah satu skill yang kita punya) karena karya yang dia hasilkan pasti lebih maksimal dari yang kita hasilkan. Juga, saingan yang lebih berat, karena pasti ada orang yang lebih expert dalam skill-skill yang kita miliki.

Untuk tipe orang seperti Maksim, positifnya menjadi orang seperti ini adalah memiliki kredibilitas. Ketika ada suatu hal yang berhubungan dengan skill yang kita punya, seketika ingatan akan tertuju pada kita, karena kita memang expert dalam hal itu. Juga, karya yang dihasilkan pasti lebih maksimal dari yang setengah-setangah. Negatifnya: ketika kita kepepet dalam hal lain, kita masih sangat butuh bantuan dari orang lain. Misalnya yaa seperti contoh diatas, ada tamu dari luar negeri yang tidak bisa makan selain nasi. Karena kita hanya punya skill main piano dan tidak bisa memasak sama sekali, kita butuh orang lain untuk memasakkan atau hanya sekedar memberi pendapat. Kalo bukan orang yaa bisa juga bantuan internet, lah.

Semua ada sisi positif dan negatif. Kalau kalian, pilih yang mana?

"When you love someone, just be brave to say that you want him to be with you. When you hold your love don't ever let it go, or you will loose your chance."

 

Halo blogger, sebenernya aku sendiri nggak berniat buat nulis review bb cream ini dan mungkin terdengar aneh ya karena biasanya aku lebih nulis tentang my personal life, cuman lagi stuck ide dan bingung mau nulis apa, tapi pengen nulis, akhirnya tema ini lah yang aku ambil kawan-kawan.

Berhubung semakin boomingnya bb cream (sampe-sampe sudah hampir tenggelam karna ada lagi perkembangannya yaitu cc cream dan dd cream fufufu), dan aku sendiri sekarang sudah move on dari foundation ke bb cream selama beberapa bulan, jadi mari kita review pengalamanku sendiri menggunakan 3 merek bb cream ini. Btw aku bukannya agak maruk ya nyoba semua, itu karna waktu itu lagi bingung enaknya pake yang mana. Akhirnya beli semua, dengan catatan belinya nggak sekaligus ya. Tapi Garnier aku baru beli beberapa hari yang lalu. Karena keluaran baru di Indonesia, jadi baru beli deh hehehe. Berikut reviewku mengenai 3 bb cream ini. Ohya, di 3 ini aku pake yg shade natural ya, kecuali garnier karena doi cuma punya 1 shade. Dan ini pendapatku (diaplikasikan di kulit kering kombinasi). So let's cekidot..


Overall, kesimpulannya, untuk wajahku ya...
Aku pilih etude house precious mineral bb cream bright fit. Tapi mungkin nggak akan aku pake untuk sehari-hari, paling untuk momen momen khusus aja #eilah atau untuk sekali kali haha soalnya kalo ntar habis, mahal belinya wkwk. Tapi juga jgn terlalu hemat lah karena ada expired date nya hehe. Untuk sehari-hari mungkin aku akan pake maybelline dan garnier. Mungkin kalo pas aku lagi nggak solat solat gitu, pake garnier. Karena tahan lama kalo nggak kena air (air wudhu sih kalo buat aku hehe). Kalo lagi solat solat, atau pergi yang cuma sebentar sebentar, aku pake maybelline. Kalo garnier dipake terus nggak papa, soalnya harganya sangat terjangkau jadi nggak eman eman hehehe.

Yakkkkk itu tadi review dari aku, mungkin ada yang punya review berbeda karena jenis kulit yang berbeda pula. Jangan lupa, sebelum pake bb cream buat yang kulit kering, tetep pake pelembab yaa. Dan jangan lupa tetep bersihkan muka sebelum tidur. Sengantuk apapun dan secapek apapun kamu, membersihkan wajah itu wajib hukumnya. Ibarat meja yang kena debu terus menerus terus nggak dibersihkan, bakal susah bersihin debunya. Kalo tiap hari dibersihin kan debunya nggak sampe numpuk dan susah dibersihin :)
Sekian dan terima kasih!

"Set me free" Photographer: Indra Dwi Jayanti (NIKON D3100)

"Tatap mata saya" Photographer: Ahmad Yajid K (Canon EOS 1000D)

"Somebody called me?" Photographer: Ahmad Yajid K (Canon EOS 1000D)

Indra-Rifka-Bella

Rifka-Bella

Aku hampir lupa rasanya jatuh cinta, tapi itu sebelum kita bertemu lagi.

Jika kita terpisah oleh jarak, masih ada waktu yang mempertemukan kita.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kebayang ngga sih ngobrol via Skype Call selama 3 jam?
Semua ini berjalan tanpa disadari!

Malam Jumat, 18 April 2013.

Partner Skype yang juga para blogger:
Eyen (Yenny Annisa) ini blognya
Denyu (Dea Anyudhita) ini blognya

Pernahkah kamu merindu?

Siapa yang tidak pernah merasakan cinta?

Kemarin aku nonton ftv dan make lagu ini buat jadi backsoundnya.
Baru teringat, lagu ini punya makna yang dalam, buat yang merasa sih.

Libur yang cukup panjang setelah melewati satu semester di kampus.

Apapun yang dikatakan orang tua insyaAllah baik buat kita. Meskipun kadang bukan yang kita inginkan.

Sumber: http://putupunyablog.blogspot.com/2012/12/pasang-widget-selamat-tahun-baru-2013.html