Kacau
Thursday, June 25, 2015Baru kali ini, dadaku amat sesak.
Sesak karena setangkup rindu yang belum sempat aku titipkan lewat doa.
Ternyata sakit, bahkan teramat sakit.
Sakit karena rindu ini terlanjur terperangkap.
Rindu yang terkepung dan tak mampu menolong dirinya sendiri.
Andai bibir ini tak ragu tuk bersuara meski lirih.
Mungkin hatiku tak sekacau ini.
4 comments
Kok sedih seee bee.. :'(((
ReplyDeleteJangan ragu ta, menyesalnya nggk enk bnget ntar bee.. Hihi
Hahaha tapi kadang kala rindu yang diucapkan itu jadi lebih deep dan indah ga sih deew :p
DeleteWkwkwk, km kok kayak pujangga gitu ya be btw
ReplyDeleteHahaha emang pujangga deeew wkwkwkwk. Btw komenku di blogmu looh ga pernah dibaleees :( Hahaha
Delete