Dibayarin sih, tapi.....

Wednesday, October 09, 2013

Jaman SMA dulu, kalo ada kawan yang ulang tahun, salah satu hal yang sering ditunggu-tunggu selain momen yang pas buat ngerjain kawan adalah traktiran. Yup, lebih tepatnya ditraktir makan. Entah di kantin, restaurant, atau di rumah si yang ulang tahun itu. Yang ditraktir juga bisa aja hanya kawan-kawan terdekat, atau satu RT ikut ditraktir. (Ps: Well, orang yang terlalu banyak temen deket mungkin bakal pusing karena sungkan kalo nggak ngundang semuanya. Makanya, temen deket secukupnya aja.) Dan hey, fenomena keadaan menunggu traktiran ini mungkin masih berlaku juga di dunia perkuliahan, atau bahkan dunia kerja mungkin? Hihi.


Tapi, apa yang kalian rasa saat makan makanan traktiran?
Seneng? Hepi? Happy? Pleased? Satisfied? Atau malah kebalikannya?

Berdasarkan pengalamanku dalam menjadi objek traktiran selama hidupku ini #tsah, dalam setiap sendok makanan traktiran yang aku makan, selalu ada rasa sungkan sehingga menyebabkan kurang bisanya menikmati. Why? I dunno. Meskipun memang rasanya enak dan pasti ada rasa puas & bahagia karena merasa dihargai sebagai kawan, tetep aja ada rasa sungkan yang bikin kurang menikmati itu tadi.

Perbedaan bayar sendiri dan dibayarin (menurutku lho, belum tentu menurutmu):
1. Bayar sendiri: bisa ngambil & nambah sepuasnya; Dibayarin: meskipun katanya boleh sepuasnya, tetep aja sungkan.
2. Bayar sendiri: tata cara makan bebas; Dibayarin; makannya jadi gimana gitu karena merasa diliatin (padahal nggak juga).
3.
4.
5.
6.

TET........TOT..........
Fill in the blanks, guys.....

Tapi bukan berarti setiap makan traktiran aku nggak seneng. Seneng lho....... tapi sungkan. Sekian..

You Might Also Like

0 comments